Manusia
dalam menjalani kehidupan selalu membutuhkan suatu hal baru yang dapat memenuhi
kebutuhan hasrat jiwanya, sehingga dalam menjalani tersebut apabila ada suatu
yang dianggap tidak sesuai dengan realitas yang ada, dianggap kurang
responsif pada kehidupan, maka dia akan berspekulasi mencari suatu hal
yang baru yang dapat mengantarkan pada kehidupan yang lebih sejahtera. Begitupun dengan ideologi, sebagaimana yang
telah banyak teraplikasikan berpuluh-puluh tahun yang lalu. Diataranya ideologi-ideologi
tersebut: Ideologi Kapitalisme, Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme
sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem
perekonomian. Ia mengaitkan
perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. . Sosialisme,
kelahirannya di latar belakangi oleh kehidupan yang hedonis, paragmatis.
Komunisme, Suatu gerakan revolusi yang
menghendaki perubahan pemerintahan yang bersifat parlementer dan dihapuskannya
raja. Berangkatnya ideologi tersebut merupakan suatu respon
terhadap kehidupan yang dianggap kurang mewadahi dalam kehidupan yang
sebelumnya.
Dalam
gerakakan-gerakan itu mempunyai hasrat yang tinggi untuk mengembangkan
ideologinya sehingga pertarungan wacanapun akan dimulai untuk memperjuangkan
ideologi kebanggaannya, agar ada yang meneruskan ideologi tersebut.
Dalam kehidupan
akademik, ideologi menjadi pertarungan atau wacana yang sangat sengit dalam
merekrut aggota baru dengan harapan ada yang menjadi penerusnya nanti. Hal
tersebut akan berimbas pada metode atau cara yang digunakan untuk merekrut
anggota baru. Maka tidak jarang akan terdengar doktrin-doktrin yang
menjung-jung tinggi ideologinya sendiri,
bahkan saling mencaci maki antara ideologi yang satu dengan yang lain. Jelasnya
antara organisasi yang satu dengan yang lain.
Sebagai ingsan
akademisi yang memegang fungsi agent of analisis, agent of change, agent of
control sungguh sangat ironis sekali apabila percaya pada doktrin-doktrin yang tidak
terbukti kebenaran dan terkesan spekulasi saja, sehingga menjerumuskan diri
kita dalam jurang yang ber nuansa duri, berangkat dari itu marilah ciptakan
suatu analisa yang tajam terhadap organisasi-organisasi yang mengembang
ideologi kebanggaannya, sehingga nantinya dapat berproses dengan maksimal dan
dapat mengembangkan bakat keilmuan kita maupuan bakat-bakat lain yang
terpendam.
Akhir kata .
..Anda bukan siapa-siapa, anda adalah diri anda, anda bebas berkarya,
berekspresi, berpendapat, negara
ini negara demokrasi termasuk anda
adalah jiwa demokrasi dan andapun bebas
menentukan kehidupan anda.